Terima Kasih atas kunjungannya. Tak ada Manusia yang Sempurna Selain Manusia Hiper! jadi mohon dimaklumui jika isi blog ini tidak bernilai dan jauh dari sempurna. Penemuan ini berawal dari sebuah kegelisahan, dengan hanya mencoba untuk menulis apa yang saya rasakan.




Wassalamuallaikum Wr Wb

----------------------------------------------------------------------------------
Sekolah Tinggi Ilmu Kejahatan Pemerintah Dalam Negeri
Penjara ibarat sebuah lembaga sekolah tinggi ilmu kejahatan yang dibuat pemerintah. Siapa yang ingin bejar tentang kriminalitas..?, masuklah penjara, tidak bayar dan dibiayai pemerintah. Masih ingat beberapa waktu lalu, pabrik narkoba terbongkar di Medaeng. Bagaimana mungkin pabrik narkoba bisa berdiri dari dinding penuh penjagaan ketat? Mungkin para napi tersebut sedang mempelajari mata kuliah praktikum. Tak heran jika nantinya penjara akan mencetak para penjahat-penjahat yang unggul dan Profesional
Selengkapnya
----------------------------------------------------------------------------------

Catatan “Untukmu Teman”

Dari Jendela ini Aku memandang Dunia
Dari Jendela ini Aku mengenal Hidup
Dari Jendela ini Aku mendapat Berkah
Dari Jendela ini Aku bicara untuk seluruh Bumi


By
(Jendela Kecil di Pegunungan)

KLIK OK



----------------------------------------------------------------------------------
IdealisMeDia
Siapapun bisa melahirkan media. Beragam media cetak pun patah tumbuh hilang berganti. Baik berbentuk edisi harian koran maupun tabloid, serta majalah. Yang menjadi pertanyaan adalah seberapa kuat media itu mampu tumbuh dan berkembang atau bertahan. Kenyataannya, tidaklah banyak. Banyak media yang tinggal untuk dikenang, alias sudah almarhum. Yang menjadi penentunya, berupa kekuatan penguasaan pasar, permodalan, kelengkapan sumberdaya manusia, networking dan kepercayaan publik.
Baca Selengkapnya
----------------------------------------------------------------------------------

“Demi Masa Depan Kita dan Indonesia yang Lebih Baik”

Disinyalir 500 lebih cuplikan film porno yang menggambarkan hubungan sex orang-orang Indonesia yang dibuat dengan menggunakan Handphone dan Video Kamera. 90% adegan cuplikan film porno dilakukan oleh anak muda SMA dan Mahasiswa. 8%nya berasal dari rekaman prostitusi, para pejabat pemerintah (DPR dan Pegawai Negeri). 2%nya adalah cuplikan kamera pengintai yang mengambil gambar para wanita-wanita muda yang sedang bugil tanpa sadar di toilet ataupun di kamar hotel.

----------------------------------------------------------------------------------
“memanusiakan kembali” pengganjal (pengemis, gelandangan, anak jalanan dan pedagang kaki lima) Pembangunan

Peraturan larangan pemberian dalam bentuk apapun kepada gepeng, dan memberikan sanksi bagi si pelanggar merupakan sebuah usaha kriminalisasi. Bahkan hal ini dianggap bertentangan dengan ajaran-ajaran agama dan budaya bangsa Indonesia yang saling mengasihi antar sesama. Tapi tidak adanya sangsi bagi pemerintah, jika gelandangan, pengemis dan anak jalanan tidak ada yang “memberi bantuan” dan kemudian sakit ataupun meninggal merupakan sebuah bentuk pengalihan tanggung jawab pemerintah.

----------------------------------------------------------------------------------
Miskin.. Cinta.. Pemicu KDRT

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.~ Mahatma Ghandi.

----------------------------------------------------------------------------------


Beberapa hari yang lalu Saya meminta tolong kepada salah seorang sahabat baik, untuk meminta izin merasakan sedikit kehidupan di dalam penjara. Walaupun Beliau mengizinkan, Saya baru sadar kalau Saya bukan orang yang suka merepotkan orang lain, dan resiko membuat ku ragu. Akhirnya, Saya mencoba meminta bantuan sahabat yang lain, “Tak perlu masuk penjara untuk mengetahui penjara,” kata teman Saya sambil beranjak ke rak buku. Beliau mengambil sebuah buku yang berjudul Medaeng Undercover, yakni tulisan mantan napi yang pernah menghuni rutan kelas I Surabaya, menguak kehidupan penjara yang belum banyak diketahui khayalak

Walaupun tidak merasakan langsung, setelah membaca buku itu paling tidak Saya bisa mengetahui kehidupan di balik tembok ‘mengerikan’ itu. Penjara yang keras. Siapa yang kuat, dia berkuasa. Siapa yang dekat dengan aparat, dia memperoleh perlakuan istimewa. Siapa yang punya banyak uang dia tenang. Orang-orang pelanggar hukum itu diperlakukan secara kurang manusiawi karena dianggap sampah. Sebagian yang lain dimanfaatkan, sebagaimana sampah yang bisa diuangkan. Penjara yang berfungsi sebagai alat jera para pelanggar itu, tidak lebih hanyalah alat penegak hukum untuk mencari keuntungan. Tentu saja, Saya yakin tidak semua aparat itu melenceng

Penjara adalah tempat di mana orang-orang dikurung dan dibatasi berbagai macam kebebasan. Penjara umumnya adalah institusi yang diatur pemerintah dan merupakan bagian dari sistem pengadilan kriminal suatu negara, atau sebagai fasilitas untuk menahan tahanan perang. Kebebasan secara umum dimasukan dalam konsep dari filosofi politik dan mengenali kondisi dimana individu memiliki kemampuan untuk bertindak sesuai dengan keinginannya.(www.wilkipedia.org)

Kehidupan dalam penjara, tak ubahnya seperti kehidupan dalam asrama pendidikan (asrama 24 jam). Bedanya, dalam kehidupan di penjara, para penghuni biasanya melebihi kapasitas penjara itu sendiri; fasilitas yang tersedia semuanya serba minim bahkan dapat dikatakan kurang memadai, baik makanan, kondisi kamar, fasilitas kesehatan, penerangan dan sebagainya. Dengan adanya perasaan senasib dan sepenanggungan (merasa sebagai orang yang paling miskin/sengsara), identitas kolektif pun lambat laun mulai tertanam.

Asrama pendidikan sebagai “total institution” dengan konsep sentralnya yaitu ‘pengasingan atau isolasi sosial’ secara total, jika mulai dirasakan ‘longgar’, di mana para penghuninya tidak lagi merasa terisolasi, maka fungsi “resosialisasi” pun (menanamkan pola-pola kelakuan dan norma-norma atau nilai-nilai sosial “baru”) tentu tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Kegagalan penjara me-resosialisasi pola kelakuan karena tidak menjalankan konsep “isolasi total” secara konsisten. Institusi penjara berhasil menanamkan identitas kolektif yang baru, tetapi gagal merehabilitasi pola kelakuan narapidana. Sehingga ketika para terpidana dari segala kasus, misalnya pencurian, perampokan, narkoba sampai pembunuhan bertemu di dalam penjara, meraka saling bertukar pengalaman atau ilmu. Sehingga banyak narapidana “kambuhan” atau semakin meningkatnya kualitas dan bertambah luasnya jaringan “kejahatan” mereka.

Ditambah lagi kerasnya kehidupan didalam penjara, Maka tidak heran jika pada saatnya mereka keluar penjara, “terkadang” kita menemukan mereka lebih jahat dari sebelumnya dan kembali melakukan kesalahan yang sama karena selama bertahun-tahun mereka sudah terbiasa dengan kekerasan sehingga membentuk hati tanpa perasaan dan nurani

Dari imaji di atas, Saya lalu menarik kesimpulan singkat kalau penjara ibarat sebuah lembaga sekolah tinggi ilmu kejahatan yang dibuat pemerintah. Siapa yang ingin bejar tentang kriminalitas..?, masuklah penjara, tidak bayar dan dibiayai pemerintah. Masih ingat beberapa waktu lalu, pabrik narkoba terbongkar di Medaeng. Bagaimana mungkin pabrik narkoba bisa berdiri dari dinding penuh penjagaan ketat? Mungkin para napi tersebut sedang mempelajari mata kuliah praktikum. Tak heran jika nantinya penjara akan mencetak para penjahat-penjahat yang unggul dan Profesional.

Sudah menjadi kisah usang, dulu media mengalami pemandulan dan pemberangusan total oleh kekuasaan pemerintah. Kebenaran dan ketidakbenaran rujukannya adalah pemilik kekuasaan. Ketika itu pula informasi mesti bertujuan mengamankan kepentingan kekuasaan. Dan bila muncul informasi yang tidak sesuai dengan selera atau kepentingan pemerintah, akan dikategorikan penghinaan. Ingat pula, penentu kategori ini tentu saja bukan publik, tapi si pemilik kekuasaan.

Serta Surat Izin Usaha Penerbitan Pers, (SIUPP) sebagai syarat mutlak kehadiran media, bisa dicabut oleh sang pemilik kekuasaan. Wajar saja, media yang ingin tetap hidup di era seperti itu mesti menahan diri berpihak penuh untuk idealisme kepentingan publik.Apalagi ketika di hadapkan pada benturan kepentingan penguasa. Jika pun memang masih ada media yang berusaha merealisasikan idealisme untuk kepentingan publik sebagai tujuan besar dan utamanya, akan berhadapan dengan kesediaan terbunuh. Dengan keadaan seperti itu, wajar pula umumnya media menjadi kumpulan aktifitas jurnalis Kepiting atau jurnalis Onta.

Namun, masa sedemikian sudah berakhir dengan ditiadakannya SIUPP, lalu dibubarkannya instansi pemerintah yang mengenggam kekuasaannya, yakni Departemen Penerangan. Lalu media massa tumbuh cepat, tak hanya di tingkat pusat juga di daerah. Media berbentuk cetak maupun media penyiaran apakah radio atau televisi.

Siapapun bisa melahirkan media. Beragam media cetak pun patah tumbuh hilang berganti. Baik berbentuk edisi harian koran maupun tabloid, serta majalah. Yang menjadi pertanyaan adalah seberapa kuat media itu mampu tumbuh dan berkembang atau bertahan. Kenyataannya, tidaklah banyak. Banyak media yang tinggal untuk dikenang, alias sudah almarhum. Yang menjadi penentunya, berupa kekuatan penguasaan pasar, permodalan, kelengkapan sumberdaya manusia, networking dan kepercayaan publik.

Adalah fakta pula, media-media akan terus berkembang secara kuantitas. Namun, pertanyaan penting turut menunggu jawab, perkembangan itu apakah diikuti perkembangan kualitas media dengan patokannya idealisme pers?

Tentulah sudah sangat umum diketahui makna idealisme pers, memuarakan tujuan aktivitas jurnalistik untuk kepentingan publik. Karena pers dipercaya memiliki kekuatan luar biasa menggalang opini publik. Selanjutnya sesuai perjalanan waktu akan membangun nilai yang menjadi anutan publik. Bahkan, ada pula orang yang beranggapan, nilai yang dibangun oleh media bisa mengkristal menjadi ideologi.

Lalu, sejauh mana kita selaku insan pers menempatkan diri untuk tidak terjebak dan terkontaminasi dari kepentingan-kepentingan di luar konsep idealisme? Terutama sekali para pemilik media, seberapa kuat mampu tetap kukuh? Meskipun dalam tataran idealis, jajaran pemilik media mestinya mengagungkan pemahaman bahwa redaksi sebagai kelompok yang melahirkan produk idealisme itu. Wujudnya, tentu saja tidak akan mengintervensi kebijakan redaksi, sekalipun bertentangan dengan kepentingan dirinya, maupun kepentingan komersialnya.

Namun, mari kita bicara tentang penerapan idealisme pers. Yang akan tercapai, selama pers membingkai langkah kerjanya secara profesional dengan etika yang disepakati dan dibuatnya sendiri, yakni etika pers. Baik dalam pencarian berita, penyajian berita dan pasca penyajian berita.

Dalam proses pencarian berita sekalipun investigatif, jurnalis tentu telah punya teks book tentang cara-cara jujur, praduga tak bersalah, tidak mengintip apalagi memergoki narasumber memaksa konfirmasi. Begitu pula penyajian berita hampir semua etika pers menekankan aspek-aspek pentingnya fakta adalah keutamaan berita. Menghindari sikap yang dapat mengimplementasikan nilai-nilai negatif pada individu dan masyarakat. Tak mencampuradukkan fakta dan opini. Dan keseimbangan dalam menyajikan berita (cover both side). Begitu pula pasca penyajian berita.

Di era persaingan antar media begitu kuat saat ini. Kepentingan ekonomi menjadi urutan utama perjalanan langkah media. Karena itu untuk mampu bertahan dan menang dalam penguasaan pasar, tidak cukup dengan idealisme pers, melainkan mesti menganut idealisme komersialis.

Dalam anutan sedemikian, media akan bertumpu pada apapun yang disuka oleh publik. Meski pun tak jarang media salah menafsirkan selera publik yang sesungguhnya. Sehingga apa yang disajikan justru melabrak nilai-nilai yang dianut publik, yang kadang membuat sebagian publik muak, mual bahkan dicederai. Dalam bingkai idealisme komersial, ukurannya adalah, yang penting laku dengan menghitung seberapa jumlah oplah. Atau rating tinggi yang akan menentukan pasokan iklan. Yang selanjutnya menjadi darah bagi penghidupan insan media.

Meskipun melangkahi ukuran-ukuran idealisme dalam etika pers. Entah menyadari ataukah tidak, dengan idealisme seperti itu, media telah melakukan kekerasan. Tentu saja bukan dengan otot, bedil dan parang, tapi melalui tulisan memiliki dampak luar biasa “dosa” ini.

Catatan “Untukmu Teman”

Dari Jendela ini Aku memandang Dunia
Dari Jendela ini Aku mengenal Hidup
Dari Jendela ini Aku mendapat Berkah
Dari Jendela ini Aku bicara untuk seluruh Bum
i

By
(Jendela Kecil di Pegunungan)





Menjaga Jendela Hati

Mari kita anggap hati ini sebuah Jendela. Melalui Hati, kita dapat menerima dan memberi
Semakin lebar Jendela, semakin banyak perhatian yang dapat kita berikan dan kita terima
Tugas kita selanjutnya barangkali menutup dan membuka Jendela Hati
Selaras dengan kebutuhan hidup. Ada kalanya harus dibuka lebar, ada waktunya harus ditutup
SeMeNTara Atau SeLaManya
“Saya ingin menjadi Jendela bagi siapa saja
Kalau orang melihat saya, membaca tulisan ini, atau mendengar suara saya di radio,
Semoga merasa menghadapi sebuah Jendela.
Saya ingin orang selalu ingat,
Di balik Gunung masih ada Gunung yang lain,
Di balik Sejarah ada sejarah lain
Begitu juga di balik masa depan yang tidak kelihatan,
Selalu ada masa depan dan harapan yang belum kita tahu”

“Saya bilang kita dapat menjadi Jendela bagi sanak saudara
Mungkin menyebalkan dan menggelikan
Tapi apa salahnya kita coba
Pada saat dekat, Jendela memberi alternatif
Pada waktu jauh, Jendela memberi pengharapan
Pada suatu saat setiap jendela akan menyelesaikan tugasnya. 
Begitu juga jendela hati kita
Saya berharap dari setiap orang masih bisa berkaca
Jendela dapat menjadi cermin untuk memahami kelebihan dan kekurangan
Sedangkan dari luar, Semoga Jendela-Jendela kita tetap bersinar dalam kegelapan
Itulah Jendela kebenaran abadi
Yang selalu indah dalam hati manusia
.

***** ***** *****

Sang “Pemenang”

Aku seorang pemenang.
Aku telah mengalahkan kemustahilan untuk berada di tempat ku sekarang.
Aku merasa sakit, setiap kali aku berjalan maju satu langkah namun setelahnya mundur walau satu langkah, aku tahu bahwa kemunduran dan menyerah bukan pilihan bagiku.
Aku telah merasakan sepinya perpisahan, ketika aku melangkah ke arah yang salah
Aku telah belajar seni ketekunan, kegigihan dan dedikasi. Aku tahu bagaimana rasanya melihat dunia dan mimpiku pecah berderai menjadi jutaan keping di kakiku. Aku tahu rasanya berlari sampai tak ada lagi yang tersisa dalam diriku, dan kemudian berlari beberapa langkah lagi.
Aku tahu rasanya dicintai, dan aku tahu rasanya ketika cinta itu menjadi keras dan dingin. Aku tahu cara berbahagia. Aku tahu cara tersenyum dan menebarkan suka cita ke dalam hidup orang lain dengan senyum itu.
Aku telah belajar bahwa satu percakapan bisa membentuk atau merusak sebuah pikiran dan hati yang rapuh, dan karena itu aku telah belajar memilih kata2ku dengan hati2.
Aku tahu bahwa antusiasme adalah kunci segalanya, namun aku juga tahu bagaimana rasanya sama sekali tak mempunyai antusiasme.
Aku telah belajar bahwa menang bukan segalanya, tapi kadang menang terasa seperti yang terpenting.
Aku telah belajar bahwa bahwa pita2 berwarna lain hanya membuat warna biru jadi semakin cantik.
Aku tahu bahwa pesaing utamaku adalah selalu diriku sendiri.
Aku tahu bahwa kadang upaya terbaikku tak cukup baik bagi orang lain dan bahwa orang bisa bersikap kejam. Aku tahu bahwa kadang aku menjadi frustasi kepada diriku sendiri apalagi kalau orang lain frustasi kepadaku.
Aku tahu bagaimana rasanya mempunyai sesuatu yang begitu berarti bagiku hingga hal itu menjadi diriku. Aku telah mengalami kemurkaan, kemarahan, dan amukan tapi tetap berhasil melampaui badai itu sebagai pemenang.
Aku tahu bagaimana rasanya mencintai. Aku tahu bagaimana cara menebar suka cita dan cara mengambilnya bahkan dari situasi tergelap sekalipun.
Aku tahu apa itu harapan, dan aku mengandalkannya sebagai perlindungan terakhirku.
Aku tahu bahwa kegelapan harus ada walau hanya untuk membuat sepercik sinar itu tampak semakin terang.
Aku tahu bahwa keberhasilan dibuat oleh diri kita sendiri, dan bahwa keberuntungan adalah istilah yang relatif.
Aku tahu bahwa aku kuat. Aku tahu bahwa keajaiban ada, malaikat benar2 menemukan kita saat kita membutuhkan bantuan, dan selalu ada sesuatu di belakangku, mendorong ku maju.
Aku percaya pada diriku sendiri sepanjang waktu, sekalipun kadang aku berpikir sebaliknya dan merasa tak ada orang lain yang percaya kepadaku.

Aku tahu rasanya tersesat. Aku juga tahu bagaimana merasa terpilih diantara orang banyak. Bagaimana rasanya menjadi pemenang, dan bagaimana rasanya ketika selama sesaat aku adalah bintang pertunjukan.

Tapi, di atas segalanya, aku tahu bahwa semua ini telah membuatku menjadi DIRIKU.
Aku tahu bahwa menjadi pemenang bukanlah tentang memenangkan sebuah perlombaan.
Aku tahu bahwa aku sudah menang hanya dengan mendorong diriku sendiri setiap hari, dan dengan bangun setiap pagi dalam perasaan diberkati oleh hari yang terbentang di hadapanku. Dengan demikian, aku memenangkan perlombaan yang paling penting yang pernah ada, perlombaan yang aku ikuti saat aku dilahirkan - perlombaan yang kita sebut HIDUP.



Sahabat

Setiap sahabat menampilkan sebuah dunia di dalam diri kita, suatu dunia yang mungkin tak akan pernah ada kalau si sahabat itu tidak muncul, dan hanya lewat pertemuan inilah sebuah dunia akan lahir.

Genggamlah tangan temanmu selama waktu2 sulit, Biarkan ia menemukan cinta melalui pelukan dan senyuman. Tapi juga tahu saat tiba waktunya untuk merelakan karena kita semua harus belajar tumbuh.

Ia mengajariku bahwa keadaan bisa berubah, orang bisa berubah, tapi itu tidak berarti bahwa kita melupakan masa lalu atau berusaha menutup-nutupinya. Hal itu hanyalah berarti bahwa kita terus menjalani kehidupan ini, dan menyimpan semua kenangan dengan sepenuh hati.

Kehidupan ibarat sebuah pulau di tengah samudera kesendirian. Sebuah pulau yang batu2nya adalah harapan. Pohon2nya adalah impian. Bunga2nya adalah kesunyian dan sungainya adalah kehausan.



Sahabat

Pada suatu saat...
Akan ada yang hilang, ketika angin dan hujan tak lagi dapat beriringan dan malam tak lagi dapat bersatu dengan bintang
Tapi kisah ini akan tetap tertinggal menjadi sebuah kenangan yang tersimpan di lubuk hati terdalam
Kau pernah ada di sini, berbagi tawa, berbagi luka bersama...
Mungkin takkan cukup untukku membalas segala yang kau beri
Dalam do’a ku, untuk mu senantiasa
Ku pinta pada-Nya, bahagia mewarnai hari2mu di masa depan
Seperti yang pernah kau persembahkan untukku dulu.





Kisah seorang Pendo’a
History of Prayer

Ketika ku mohon pada Allah kekuatan
Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat
Ketika ku mohon pada Allah kebijaksanaan
Allah memberiku masalah untuk ku pecahkan
Ketika ku mohon pada Allah kesejahteraan
Allah memberiku akal untuk berpikir
Ketika ku mohon pada Allah keberanian
Allah memberiku kondisi bahaya untuk ku atasi
Ketika ku mohon pada Allah sebuah cinta
Allah memberiku orang2 bermasalah untuk ku tolong
Ketika ku mohon pada Allah bantuan
Allah memberiku kesempatan
Aku tak pernah menerima apa yang aku pinta, tapi aku menerima segala yang ku butuhkan.
Doaku terjawab sudah.



Song By Opick & Melly

Di indah dunia yang berakhir sunyi, langkah kaki di dalam rencanaNya 
Semua berjalan dalam kehendakNya. Nafas hidup cinta yang segalanya
Dan tertakdir menjalani segala kehendakMu ya Robbi... 
ku berserah, kuberpasrah hanya padaMu ya Robbi...

Bila mungkin ada luka coba tersenyumlah
Jika mungkin tawa coba bersabarlah 
Karna air mata tak abadi, akan hilang dan berganti
 Bila hidup hampa dirasa, mungkinkah hati merindukan Dia
karna denganNya hati tenang, damai jiwa dan raga






Allah SWT berfirman,
“...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri....” (ar-Ra’d :11)

Yang harus dipahami adalah bahwa manusia itu dapat berubah. Bukankah kehidupan ini juga berubah? Dari ketidaksempurnaan lalu terjadi perubahan, terus tumbuh dari hari ke hari. Begitu seterusnya. Itu adalah alami dan manusiawi.

Orang bijak berkata, 
“Anda mengharapkan keberhasilan, tetapi Anda tidak melalui jalannya. Sesungguhnya kapal laut itu tidak berjalan di atas jalan yang kering.”

Anda harus tahu jalan yang harus ditempuh dan banyak pintu yang harus Anda buka. Untuk itu, Anda harus tahu bagaimana caranya.

Tobat dan Istigfar
 Siapa yang banyak beristigfar, Allah akan membebaskannya dari berbagai kedukaan, akan melapangkannya dari berbagai kesempitan hidup, dan memberinya curahan rezeki dari berbagai arah yang tiada diperkirakan sebelumnya. (HR Ahmad)


Bertaqwalah
Bertaqwalah kepada Allah , karena taqwa itu adalah pangkal segala kebajikan (HR Thabrani)

Tegakkan Shalat
Jadikanlah sabar dan sahalat sebagai penolongmu (al-Baqarah :45)

Betapa Berharganya Sebuah Keluarga
Rumah tanggamu, istanamu. Jadikan sebagai taman yang penuh bunga-bunga segar, harum, dan indah dipandang mata, sehingga membuatu betah dan nyaman berada di dalamnya. (orang Bijak)

Hargailah Waktu
Betapa berharganya waktu itu, sehingga Tuhan pun bersumpah atas nama waktu. (Kalam Hikmah)

Senyumlah
Senyuman itu bagaikan perhiasan batin yang memperindah perhiasan lahir yang kurang cantik. Senyuman dapat menaklukkan hati yang bengis dan dapat menundukkan orang yang keras kepala. (Orang Bijak)

Berbaktilah kepada Orang Tua
Jika seorang hamba tidak lagi mendoakan orang tuanya maka rezekinya akan terputus. (HR al-Hakim dan ad-Dailami)




Surabaya, 25 -08-2008

Ini adalah pengakuan saya yang sebenar-benarnya berdasarkan fakta yang ada pada saya. Dan saya tidak akan mungkin menambah ataupun mengurangi cerita yang sebenarnya.
Mas X ini mungkin sudah sering terjadi kejadian-kejadian yang seperti ini, banyak orang yang bicara HAM namun kenyataannya seperti ini. Saya minta keadilan bukan tekanan fisik dan batin
Mas X Saya adalah orang kecil Saya mohon ditunjukkan jalan hukum yang sebenarnya. Mas ini adalah pengakuan Saya sebenarnya.....
Nama : ST
Umur : 24 tahun
Alamat : Lamongan
Pekerjaan : Jualan

Bunga sebutan nama anak ini yang berusia 7 tahun. Ia tinggal bersama orang tuanya dikos-kosan Kalijudan yang bersebelahan dengan Saya. Anak ini sering ditinggal oleh orang tuanya dan setiap harinya istri saya dan saya lah yang sering merawat dia.
Waktu itu tgl 18 April 2008 hari Jum'at siang. Saya bergegas untuk mandi dan pergi ke masjid karena saya sudah terlambat. Dan istri saya berada di luar pintu kamar mandi. Tiba-tiba Bunga masuk dalam kamar mandi dan ikut mandi. Pintu kamar mandi dalam keadaan tertutup namun tanpa kunci dan posisi kamar mandi itu setengah badan. Jadi saya tidak mungkin melakukan apa-apa terhadap Bunga. Setelah saya mandi saya segera keluar kamar mandi dan dilanjut istri saya masuk ke kamar mandi untuk ambil pasta gigi. Selang kejadian itu saya tidak tahu apa-apa.
Tanggal 20 April 2008 malam itu pukul setengah dua belas hari Minggu ketika Saya berjualan keliling, datang lima orang petugas menemui Saya yang, Saya kira mau beli atau memborong dagangan Saya.
Saya di ajak ke polsek (di Surabaya Timur) yang tanpa saya ketahui apa kesalahan Saya. Begitu nyampai orang-orang ini langsung memukuli saya. Dan seorang petugas yang bernama pak D mengintrogasi Saya dan menanyakan apa yang kamu lakukan pada Bunga waktu itu : Ya Saya jawab Saya ndak melakukan apa-apa. Namun pukulan bertubi-tubi pada Saya. Kemudian datang pak T yang tidak mau dengar kata-kata Saya. Mereka memaksa Saya untuk mengakui perbutan cabul terhadap Bunga.
Namun Saya tetap tidak mau mengakui semuanya karena Saya ndak melakukan apa-apa. Akhirnya Saya dimasukkan kedalam sel oleh pak T. Kemudian anak-anak tahanan diperintahkan oleh pak T untuk memukul dan mengahajar Saya.
Mereka mempermalukan Saya seperti binatang dan perintah T untuk mengajar Saya sangat kejam. Saya dipaksa untuk makan nasi basi 2 bungkus, makan ketela basi yang diberi ingus dan autan, itu Saya makan sambil menangis tapi mereka tertawa. Mereka memukul, membakar saya dengan rokok. Saya merasa ditekan oleh keadaan, yang menekan Saya secara batin dan lahir. Mereka memberi balsem geliga pada kemaluan Saya satu botol penuh, dan balsem itu diberikan oleh pak T.
Jam setengah dua belas malam Saya mulai di bap oleh pak T sambil dipukuli oleh seornag serse yaitu pak A sebutannya. Saya dipaksa untuk bilang ya Saya melakukan. Tapi Saya tidak mau, dan ketika Saya tanya mana buktinya pak? Mana fisumnya pak?
Ketika melihat reaksi Saya tetap kuat, pak A langsung memperlihatkan pistolnya dan mengancam Saya untuk menembak Saya.
Setelah penyidikan selesai dan berakhir dengan tekanan terhadap Saya. Saya disel kembali sekitar jam satu malam dan dihajar kembali sampai jam sbelas siang tanggal 21 hari senin.
Pada malam penangkapan saya pertama (20-04-08) saya membawa hasil dagangan saya senilai Rp. 130.000. Paman Saya datang untuk mengambil uang dan rombong Saya jualan, namun uang itu hanya dikembalikan sebesar Rp.80.000, saja. Dengan alasan uang yang lain dipakai untuk beli kertas rem guna menyidik Saya.
Kemudian T sempat meminta uang lagi pada Saya sebesar Rp. 75.000 dan T bilang kalau kalau kamu tidak bayar ketika layar ke Medaeng kamu akan dipukuli lagi oleh napi lain di Medaeng.
Pesan T pada Saya ketika akan layar ke Medaeng, kamu harus mengakui semua verbal yang sudah kamu tanda tangani itu. Kalau ndak, kamu akan Saya bawa lagi ke Polsek untuk Saya hajar lagi. Itulah kata-kata T pada Saya

Pada tanggal 21 Agustus 2008
Adalah sidang Saya yang kedelapan, Saya bertemu dengan jaksa Saya Bu I. Beliau mengatakan pada Saya untuk mengakui saja verbal yang ada kalau tidak kamu akan Saya jatuhi vonis 15 tahun. Dan Bu I menyuruh Saya untuk berkata “ya..ya...” saja dalam pengadilan.
Sehingga dalam persidangan itu Saya merasa di tekan kembali oleh pertanyaan Hakim, dan Saya hanya “ya..ya..” tanpa perlawanan atau pembelaan diri. Karena ketakutan tersebut akhirnya Saya hanya bisa bicara “ya”.

Demikian Pak X kejadian yang sebenarnya tanpa Saya tambah-tambahi atau Saya kurangi. Saya mohon Pak X bantu Saya pak. Saya orang yang tidak tahu menahu tentang hukum.


Surabaya, 25-08-2008

ST






Surat diatas asli tulisan ST (semua nama di inisial) yang ditulis dalam 4 lembar kertas. Setelah berulang kali membacanya membuat saya tidak pernah habis pikir.
Sengaja tangkap yang gak salah, yang terjadi pada pelaku pembunuhan Asrori ditambah munculnya kasus salah tangkap lainnya, memunculkan berbagai penilaian dari masyarakat terhadap Penyelenggaraan peradilan pidana. Akibat dari penggunaan daya paksa untuk memperoleh keterangan oleh aparatur penegak hukum yang disalahgunakan.
Saya bukan orang yang mengerti hukum, setelah kabar salah tangkap itu boming, beberapa hari kemudian penegak hukum menembak mati dua pelaku perampokan. Secara tidak langsung menurut saya itu sebuah vonis malampui penyidikan dan keputusan pengadilan.
Logikanya kalau orang awam yang berpikir, mekanisme bekerjanya aparat penegak hukum pidana mulai dari proses penyelidikan, penyidikan, penangkapan, penahanan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan, sampai keputusan pengadilan di gedor kenyataannya ada yang salah atau merekayasa, mungkinkah itu juga bisa terjadi pada kasus salah tembak.
Praktik penyelewengan seperti, mafia peradilan, proses peradilan yang diskriminatif, jual beli putusan hakim, kolusi Hakim, Advokat, dan Jaksa, dalam perekayasaan proses peradilan merupakan realitas yang mudah ditemui.
Saya yakin sampai kapanpun polisi, jaksa, hakim, petugas lembaga pemasyarakatan, Advokat dll dasarnya dibentuk untuk menciptakan rasa Keadilan dalam Penegakan HAM. Yang didalamnya terdiri dari manusia yang tidak akan bisa kita nilai tapi hanya bisa kita maklumi dan kita kontrol bersama.


heh..tidak perlu panjang lebar, hiper beban hidup atau merasa hiper atau kah tahun yang membuat mereka menjadi hiper dan atau diantara kita yang membuat mereka seperi di hiperkan....aneh..atau dan atau dan atau
Semoga kita salah satu orang yang bisa memahami Nya..Amin

Allah Maha besar yang menciptakan segala yang ada dunia ini. Pengetahuan tentang Allah adalah pengetahuan yang Maha Besar, Pengetahuan maha tinggi lebih penting dan lebih tinggi dari pengetahuan lainnya. Maka agak mengherankan jikalau ada orang yang sangat tertarik hatinya untuk mempelajari tentang bumi, mengetik, menyetir mobil tetapi tidak tertarik hatinya mempelajari tentang Tuhan, tentang Allah Maha Besar. Tidak pantas kalau tentang nyamuk dan kutu kita pelajari sedalam dalamnya. Tetapi tentang Tuhan tidak dipelajari sama sekalai. Tidak layak rasanya kalau tentang tanah dan air kita pentingkan tetapi tentang Tuhan kita kesampingkan dan kita abaikan. Dan setiap hari kita bicara tentang gula, beras, minyak tetapi tentang Tuhan tidak pernah kita bicarakan.

Untuk membicarakan tentang Tuhan, pertama kita mesti yakin lebih dulu tentang adanya Tuhan. Bagaimana seorang bisa diajak bicara dengan sesuatu yang diangapnya tidak ada. Saya yakin setiap manusia termasuk anda ketika melamun sendiri pernah timbul pertanyaan dihati anda Siapa yang menciptakan anda dan alam ini?....Dengan gampang anda akan menjawab Tuhan lah yang menciptakan diriku dan alam beserta isinya. Pertanyaan dan jawaban itu datang dari akal dan pikiran anda sendiri, akal pikiran yang iman kepada Tuhan. Tapi setelah menjawab pertanyaan itu akan muncul pertanyaan selanjutnya. Siapakah yang menciptakan Allah ?.... berhati-hatilah karena pertanyaan itu bukan datang dari akal dan pikiran anda tetapi dari iblis. Anda jangan mencoba untuk menjawab pertanyaan itu tapi anda harus mengusir pikiran itu jauh-jauh. Karena anda sedang menghadapi bahaya besar yang lebih besar dari pada bahaya maut.

Allah berdiri sendiri artinya Allah tidak membutuhkan apa-apa . Tuhan menciptakan Bumi beserta isinya, Manusia, Malaikat dan Jin tapi Tuhan tidak membutuhkan mereka. Allah tidak membutuhkan apa-apa terhadap mahluknya hanya mahluklah yang membutuhkan Allah (Tuhan). Bila semua itu diciptakan Tuhan untuk manusia maka Manusia itu sendiri untuk apakah diciptakan oleh Allah?... Sebuah pertanyaan besar, untuk apakah manusia diciptakan Tuhan. Tak lain agar manusia beribadah menyembah-Nya.

Qudrat Dan Iradat Allah. Tuhan mempunyai Kekuasaan atau Qudrat dan Tuhan mempunyai Kemauan atau Iradat. Kalau Tuhan tidak kuasa, tentu alam dan manusia tidak akan jadi, tidak akan ada selama-lamanya. Sekalipun Tuhan Kuasa tapi kalau Tuhan tidak mau, tentu alam dan manusia juga tidak akan ada. Segala yang ada ini karena Kekuasaan dan Kemauan Tuhan. Tetapi karena pendeknya pemikiran manusia dengan kekuasaan dan pengetahuan yang ada padanya, manusia menganggap dirinya paling kuasa, paling pintar atau disebut MANUSIA HIPER.

Apa saja yang dimaui Allah pasti jadi atau terjadi dan apa yang tidak dimaui Allah tidak mungkin terjadi. Seseorang dapat berhasil mencuri barang orang lain juga adalah dengan kemauan Alla, tapi bukanlah Allah yang memerintahkan untuk mencuri itu. Allah malah melarang perbuatan itu. Perilaku manusia melanggar larang Allah pun adalah kemauan Allah. Allah merdeka menjadikan seorang manusia menjadi manusia yang ingkar atau menjadi manusia yang taat, menjadi manusia jahat atau manusia baik, menjadi manusia muslim atau kafir. Keingkaran atau kekafiran manusia itu dari kemauan Allah, tetapi tidak atas perintah Allah. Kesimpulannya segala yang terjadi di bumi ini adalah Qudrat dan Iradat Allah. Sekarang timbul pertanyaan apakah perbuatan manusia yang baik, buruk dan segala musibah yang terjadi di bumi ini adalah Qudrat dan Iradat Allah?....

Karena besarnya masalah ini telah memecah umat Islam kedalam 4 golongan yang tidak dapat didamaikan, yaitu golongan Qadariah, Djabariah, Mu'tazilah, Ahlu Sunnah Wal Djamaah.

  1. Golongan qadariah berpendirian menolak faham tentang Qadha dan Qadar dan berpendirian kalau segala perbuatan baik dan buruk manusia semua itu adalah 100 % atas kemauan dan perbuatannya sendiri. Dari pendirian itu mereka bermaksud memberseihkan Tuhan dari perbuatan yang tidak baik.
  2. Golongan Djabarijah adalah kebaikan dari pendirian golongan Qadariah. Mereka berpendirian semua tindak tanduk manusia yang baik dan buruk semuanya adalah Qadha dan Qadar Tuhan. Dengan pendirian ini mereka mempertahankan bahwa Tuhan tidak lemah, tetapi mereka sudah tersesat karena melemparkan semua kesalahan dan perbuatan buruk manusia menjadi kesalahan Allah. Mereka menganggap manusia tidak salah apa-apa sekalipun manusia membunuh, berbohong, mencuri karena semua itu Tuhan lah yang menentukannya.
  3. Adapun golongan Mu'Tazillah berpendirian semua perbuatan jahatdan tidak baik 100% dari ikthiar manusia sendiri, tidaklah karena Qadha dan Qadar Tuhan. Tetapi semua perbuatan manusia yang baik dan bermanfaat adalah atas Qudrat dan Iradat Tuhan.
  4. Adapun Ahlu Sunnah Wal Djamaah, golongan terbesar dari umat Islam ini berpendapat berdasarkan kitab suci Al-Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Mereka tidak mau menetapkan sesuatu semata dengan akal tapi sesuai dengan Al-Quran dan Hadist.

Tapi jangan dilupakan bahwa Allah telah memberi akal dan pikiran manusia untuk memilih mana yang baik dan mana yang jahat. Tetapi ada juga manusia yang mempunyai faham bahwa ia telah membuat salah dan melanggar hukum Allah itu karena sudah Qudrat dari Allah. Padahal Qudrat itu bukan dibikin oleh Allah, tetapi dibikin oleh Manusia sendiri, oleh karena tidak mau menggunakan akalnya.

Posting ini saya cuplik dari buku berjudul “Mengenal Tuhan”penulis Bey Arifin diterbitkan oleh Umar H. Mansoor Bandung tahun 1961 dengan tebal buku 246 halaman. Tidak jauh beda dengan isi novel Filsafat “Dunia Spohie”. Saya hanya harap bulan Ramadhan ini saya bisa lebih mengenal Tuhan tentunya dengan akal dan pikiran Saya. Karena satu pertanyaan yang belum saya dapat jawabannya. Dan saya harap ini bukan salah satu pertanyaan Iblis. Dibalik keinginan Tuhan yang menciptakan manusia untuk menyembahNya.


Setelah dipenjara selama 20 tahun, besok ibu dan anaknya ini berhadapan dengan moncong senjata. Ya masih beruntung, mungkin orang yang mengadilinya mempunyai maksud untuk memberi waktu mereka berdua untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya selama 20 tahun.
Diakhir ayat Mereka masih sempat minta belas kasihan pada orang yang mereka anggap sebagai satu-satunya dewa penolong atau bisa juga malaikat pencabut nyawa

Ass.Wr.Wb:

Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Sugeng
Pidana: Hukuman mati
Alamat: LAPAS Klas I Surabaya di Porong Sidoarjo

Bahwa berdasarkan pemberitaan di media masa serta grasi yg ditolak, saya & Ibu saya akan dieksekusi.

Bapak Presiden yang terhormat:
Dengan segala kerendahan hati, saya berharap agar dapatnya pelaksanaan eksekusi bisa ditangguhkan/ditunda. Dengan pertimbangan kemanusiaan.

Yang mana hingga saat ini saya & ibu saya Sumiarsih telah menjalani proses hukuman selama 20 tahun. Selain itu, dalam menjalani proses hukuman hingga saat ini saya & ibu saya tidak pernah melanggar aturan yang berlaku didalam LAPAS.

Dalam hal ini apabila Bapak Presiden berkenan, mohon dapatnya di kros cek aktivitas saya selama di LAPAS.

Dilain hal, selama saya di LAPAS juga membantu petugas dalam menjaga ketertiban, membuat pertamanan serta pembibitan tanaman hias dimana hal tersebut bisa dijadikan bekal NAPI lain ketika sudah bebas nantinya.

Bahwa, andaikata hidup saya selama di LAPAS tidak berguna atau sering membuat keonaran....maka saya ichlas untuk dieksekusi.
Bapak Presiden yang saya hormati:

Saya sebagai manusia biasa menyadari telah melakukan kesalahan. Untuk itu selama ini saya telah menunjukan itikat baik supaya bisa menjadi manusia yang berguna sampai kapanpun.

Dengan beberapa pertimbangan diatas, sudilah kiranya Bapak Presiden mengabulkan permohonan saya.

Demikianlah kiranya isi dari surat permohonan ini serta atas terkabulnya surat permohonan ini, saya haturkan terima kasih dan senantiasa saya berdoa agar Bapak Presiden dalam memimpin bangsa ini akan dapat mencapai tujuan Nasionalnya.

Berikut saya lampirkan raport selama saya dibina di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Surabaya di Porong - Sidoarjo.


Tapi gak tahu perasaan dewa penolong atau malaikat pencabut nyawa itu gimana ?....
setelah itu mereka disuruh tanda tangan surat persetujuan untuk membunuh mereka sendiri.Kalau tidak mau tanda tangan juga tetap dihabisi. Pantaskah mereka dikasihani?
Seandainya aku bisa berandai, cerita tentang mereka tidak akan berakhir besok, kalau penguasa bangsa ini juga berandai-andai.
Hutang Nyawa...Dibalas Nyawa...apakah itu dendam atau itu adil. Menurut SIAPA
Nyawa tiada arti....



KataNya lo..Pemimpin yang bijak, tidak pernah berambisi menjadi seorang pemimpin. Tapi mana mungkin ada yang memimpin kalau tidak ada yang berambisi. Mungkin itu sebuah kewajiban...karena hiper. Suara anda akan sangat menetukan, membantu mereka untuk menjadi seorang yang tambah hiper… Siapa yang mau memilih orang miskin, eh tapi saya tidak menyarankan untuk GOLPUT....


Seorang pemuda belajar tentang kebijaksanaan hidup dari seorang yang dikaguminya,orang itu bernama Cagub. Cagub itu bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa dipelajari dengan praktek. Pemuda itu pun melihat dan memperhatikan perilakunya.
Malam itu, Cagub menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya.
"Mengapa api itu kau tiup?" tanya pemuda itu.
"Agar lebih panas dan lebih besar apinya," jawab Cagub.
Setelah api besar, Cagub memasak sop. Sop menjadi panas. Cagub menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian meniup-niup sopnya.
"Mengapa sop itu kau tiup?" tanya pemuda itu.
"Agar lebih dingin dan enak dimakan," jawab cagub.
"Ah, aku rasa aku tidak jadi belajar darimu. Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu,” terang pemuda itu.
“ha, konsistensi?” jawab Cagub sambil tertaw


Lama tak qu buka blog ini, aku lebih senang membaca karya sahabat-sahabat qu. Entah kenapa aku gelisah, seandainya aku menulis itu hanya sebagai curahan jiwa dan hati qu. Apa mungkin memang itu yang membuat orang untuk ingin menulis…
Dihari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ini aqu baru sadar, mungkin itu benar.

Sedih juga, banyak yang mengatakan bangsa ini belum merdeka. Ya mungkin benar. Aku masih ingat, dulu di bangku sekolah aku diajarkan oleh guruku. Sebagai generasi muda, tugas kita adalah meneruskan perjuangan para pahlawan yang telah Gugur. Nah jadi kita belum merdeka donk,donk,donk bu guru?

Kalau memang benar orang indonesia, 17 Agustus, pasti langsung ingat dengan kemerdekaan. Tapi ya gak tahu lagi, kalau 17 agustus yang dia ingat malah panjat pinang, makan krupung dan balap karung. Seandainya hari ini seperti hari lebaran dimana kalau umat muslim berkumpul di masjid untuk shalat idul fitri merayakan kemenangan, dan seandainya 17 agustus ini dibuat seperti itu, seluruh warga bangsa ini dari anak-anak hingga kakek-nenek berkumpul di lapangan-lapangan dan memperingati upacara bendera dan mengenang para pahlawan dan penjajah. Sungguh bangsa yang besar.

Kalau kata sejutaasa “Seandainya para pejuang-pejuang itu bisa melihat kehidupan anak cucunya sekarang, mereka pasti akan bangkit lagi untuk kembali berjuang sekali lagi demi anak cucu kita....”
Tapi ini tidak, para pejuang-pejuang melihat mereka upacara dengan semangatnya yang tinggi akan bangkit dan ikut berjuang sekali lagi bersama anak cucu kita. Belum pernahkan lihat hantu pejuang gentayangan, pasti penjajah akan lari kebirit-birit (becanda biar gak terlalu serius boss)

Sayang nya saya bukan kyai, Satu bulan lagi kita diwajibkan puasa satu bulan penuh, bayangkan kita punya uang, kita bisa beli makan, kita bisa beli minum, rokokan ,tapi kita dilarang melakukan itu semua dari pagi hingga adzan maghrib. Apa sebenarnya tujuannya kita diperlakukan seperti itu. Gak usah dijelasin non muslim aja tahu,..
Agar kita sadar kalau sampai kapanpun banyak orang belum merdeka. Atau, bahkan tidak ada orang yang merdeka

kemedekaan Indonesia yang membuat qu bisa dan berani menulis hari ini.
Dalam Kegelisahan
Merdeka adalah jiwa kita. Merdeka adalah hati kita. Merdeka adalah diri kita

Selamat ulang tahun Indonesia!

Peraturan Daerah tentang Ketertiban Umum (Perda Tibum) dinilai sangat jauh dari rasa keadilan masyarakat. Upaya untuk menciptakan ketertiban di beberapa daerah dilakukan dengan mengabaikan kepentingan kelompok masyarakat miskin. Hal itu dapat dilihat pada sejumlah ketentuan larangan yang tercantum dalam Perda tersebut.

Bagi masyarakat miskin, mengais rezeki di jalanan atau tempat umum lain agar bisa bertahan hidup adalah pilihan satu-satunya. Sebab, mereka tidak memiliki alternatif lain yang lebih baik. Sementara kebutuhan hidup mereka tidak bisa ditunda-tunda pemenuhannya.Di bulan suci ini banyak para pengemis dan gelandangan yang memanfaatkan, mereka yang hendak memperoleh pahala lebih. Jika mereka bisa memilih, tentu tidak ada yang akan memilih menjadi orang miskin dan mencari nafkah di jalanan. Dengan kata lain, jika terbuka kesempatan lain yang lebih baik dan dapat diakses, tentu mereka tidak akan menjadi pengemis, pengamen, pedagang asongan, atau menjadi PSK.

Banyak prespektif yang menempatkan gepeng dan anak jalanan sebagai pengganggu pembangunan, bukan sebagai korban pembangunan sehingga mereka harus dihilangkan dari jalanan dan tempat umum. Raperda juga dirasa belum mengakomodasi Filosofi dasar penghormatan HAM.

Beberpa poin dalam Perda tentang Ketertiban Umum yang kiranya melanggar Hak Manusia dapat kita lihat dan rasakan. Misalnya kata “memanusiakan kembali” mengandung makna yang bias dan diskriminatif sehingga akan menimbulkan stigma dan perlakuan diskriminatif pada gepeng dan anak jalanan, karena dianggap bukan manusia.

Usaha Preventif, Represif Dan Rehabilitasi Sosial Penanganan Gelandangan, Pengemis, Anak jalanan, Pedagang Kaki Lima dan PSK dengan Razia hanyalah sebuah legitimasi untuk memgkriminalisasi gelandangan, pengemis dan anak jalanan yang memilih untuk bertahan hidup di jalanan dan tempat umum karena ketidak mampuan pemerintah untuk memenuhi hak hidup layak mereka.

Usaha diatas selama ini juga tidak membuahkan hasil. Bahkan, di lapangan, ada beberapa anak jalanan yang dirazia lebih dari 10 kali. Hal ini menunjukkan bahwa razia dan penampungan bukanlah solusi yang tepat.

Selain itu penanganan Penanganan Gelandangan, Pengemis, Anak jalanan, Pedagan Kaki Lima dan PSK dengan cara penampungan, dimana panti yang ada tidak mampu menampung seluruh gapeng dan anak jalanan.

Dilihat dari identitas diri, dimana selama ini, secara de facto, gelandangan dan pengemis merupakan warga negara Indonesia yang lahir di indonesia dan memiliki hak atas Hidup dan identitas yang sama. Namun secara de yure mereka bukanlah warga negara Indonesia karena tidak memiliki identitas yang sah sebagai warga negara.

Bagi Anak yang Mempunyai Masalah di Jalanan, usaha represif yang dilakukan pada anak jalanan bertentangan dengan KONVENSI HAK ANAK karena anak-anak diperlakukan sebagai seorang kriminal dan harus “diberi sangsi”, dalam aturan KHA, anak berhak atas hak hidup (kesehatan, identitas, tempat tinggal), hak tumbuh kembang (pendidikan, waktu luang dan akses informasi), hak perlindungan (bebas dari kekerasan dan diskriminasi) dan partisipasi (ruang-ruang untuk berpendapat) sehingga dia harus diperlakukan sebagai seorang anak. Pasal-pasal yang memuat hal ditas juga tidak mengakomodir tujuan UU Perlindungan Anak.

Terakhir larangan pemberian dalam bentuk apapun kepada gepeng, dan jika peraturan tersebut dilanggar, pemerintah akan memberikan sanksi bagi si Pemberi “belas kasihan anda menjerumuskan mereka” merupakan sebuah usaha kriminalisasi mencari kambing hitam terhadap dermawan bahkan dianggap bertentangan dengan ajaran-ajaran agama dan budaya bangsa Indonesia tentang saling mengasihi sesama. Tapi tidak adanya sangsi bagi pemerintah, jika gelandangan, pengemis dan anak jalanan tidak ada yang “memberi bantuan” dan kemudian sakit ataupun meninggal merupakan sebuah bentuk pengalihan tanggung jawab pemerintah.

Saya rasa sebuah nyawa masih sangatlah berharga. Penilaian orang pastinya berbeda-beda. Tapi semoga rasa saling tolong menolong masih dominan dinegara ini. Yang berkuasa, berkuasalah jangan ada masyarakat yang merasa tertindas dan dirugikan. Pemerintah dan masyarakat sudah saatnya duduk satu meja, pendidikan gratis sangat kita dambakan. Saya sendiri merasakan betapa mahalnya ingin menjadi orang pintar. Harapannya, tidak ada lagi anak-anak yang berkeliaran di perempatan jalan saat jam sekolah dan terputusnya rantai kemiskinan. Sehingga mereka yang dianggap sampah masyarakat merasa diperhatikan bukan dihilangkan.


Menjelang 2009, Pemerintah berencana menaikkan gaji PNS, anggota TNI dan Polri, termasuk pensiunan sebesar 20% pada tahun anggaran 2008. Angka kenaikan tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan selama dua tahun sebelumnya,yakni hanya sebesar 15%.
Selain menaikkan gaji, pemerintah juga akan meningkatkan uang makan dan lauk pauk anggota TNI/Polri dari Rp30.000 per hari menjadi Rp35.000 per hari. Demikian pula dengan uang makan bagi PNS dari Rp10.000 menjadi Rp15.000 per hari kerja.Di samping itu, pemerintah tetap akan memberikan gaji ke-13 pada pertengahan tahun.
Di samping menaikkan gaji, pemerintah juga berencana mengangkat pegawai baru yang akan menjadi beban pemerintah pusat, terutama yang merupakan tenaga honorer serta mengangkat tenaga ikatan dinas dan tenaga-tenaga strategis lainnya yang dibutuhkan beberapa kementerian/lembaga.
Presiden juga memerintahkan untuk memberikan dana kehormatan bagi para veteran yang akan memakan anggaran Rp1,2 triliun, Pemerintah akan memenuhi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2009. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengintruksikan agar anggaran pendidikan 20 persen pada APBN 2009 dipenuhi, meski dalam suasana anggaran yang sangat ketat. Dan masih akan diikuti dengan biaya kesehatan gratis dan Lain-lain. Tapi gak tahu gaji buruh bakal naik tidak.Pemimpin tak pasti menguasai tapi penguasa pasti memimpin. Semoga ada yang lebih baik.

Entah mereka sengaja atau tidak, dengan banyaknya beredar foto dan film porno amatir sangatlah berpengaruh pada masa depan bangsa ini. Didukung dengan bertambah kembangnya teknologi untuk membuat maupun menyebarluaskan dan mengakses foto dan film porno tersebut sangatlah mudah. Kamera ponsel, bukan hanya suatu barang kebutuhan untuk berkomunikasi yang sekarang hampir para pemuda yang masih duduk dibangku sekolah bahkan anak-anak sudah miliki. Tetapi barang tersbut disalahgunkan untuk keperluan mengabadikan, menyimpan gambar dan film porno.

Menurut hasil penelitian TV Lab Communications, terdapat 500 lebih cuplikan film porno yang menggambarkan hubungan sex orang-orang Indonesia yang dibuat dengan menggunakan Handphone dan Video Kamera. 90% adegan cuplikan film porno dilakukan oleh anak muda SMA dan Mahasiswa. 8%nya berasal dari rekaman prostitusi, para pejabat pemerintah (DPR dan Pegawai Negeri). 2%nya adalah cuplikan kamera pengintai yang mengambil gambar para wanita-wanita muda yang sedang bugil tanpa sadar di toilet ataupun di kamar hotel.

Coba kita amati lingkungan sekitar kita. Harga diri, terutama kaum perempuan, sudah banting harga di mana-mana. Hal ini bisa kita lihat dari gaya mereka berpakaian. Ada yang sengaja dilihatkan pusarnya, (maaf) celana dalamnya, underwear alias kaos dalemannya, sampai berpakaian tapi telanjang, yaitu berpakaian tapi semua lekuk tubuhnya kelihatan dengan amat sangat jelas bentuk dan ukurannya. Sekarang yang lagi trand-trandnya celana mini yang ukurannya agak besar dikit dari celana dalam.

Kalau boleh saya menebak maksud hati mereka berpakaian seperti itu, mungkin mereka ingin menunjukkan secara tidak langsung kalau mereka mempunyai sesuatu yang indah dan mereka nilai suatu kelebihan yang patut di kagumi. Dan karena wanita ingin di mengerti.

Cara berpakaian berubah seiring dengan perubahan jaman ditambah lagi pengaruh prilaku dari budaya negara luar. Lomba-lomba kecantikan yang semua ujung-ujungnya pamer aurat, digelar di mana-mana. Mulai tingkat RT hingga dunia. Bahkan institusi kampus yang tempatnya intelektual muda yang katanya sebagai agen of change, juga terkontaminasi dengan pagelaran miss kampus. Kalau tidak kita mulai dari sekarang mungkin 5-10 tahun lagi kita akan kembali kejaman Jahiliyah (kebodohan) dimana manusia sudah enggan memakai baju.

Bukan hanya itu hal ini diperparah lagi dengan setengah hatinya pemerintah, pada lembaga sensor yang dibentuknya. Banyaknya media masa cetak maupun elektronik yang hampir setiap saat dengan bebas menayangkan gambar-gambar dan adegan film yang tidak pantas dipertontonkan. Para generasi muda yang semangat-samangatnya mencari jati diri, perilaku negative para figure yang sering muncul di TV kerap mereka tiru, tanpa memikirkan dampak bagi masa depan mereka sendiri. Yang mereka pikirkan, yang penting saya tidak ndeso, dibilang gaul dan keren sama dengan artis-artis ngetop.

Tentunya tidak dengan menggunakan kotbah dan himbauan yang tidak mempan masuk ke telinga anak muda. Maka, mari kita saling mengingatkan bila Anda mempunyai anak, teman atau Anda sendiri yang senang bereksperimen dengan kamera (ponsel kamera, webcam maupun kamera genggan/handycam). Selamatkan Generasi kita. Selamatkan Anak Muda Indonesia


Tak menyalahkan ketika suatu yang bersifat hiper di balas dengan kehiperan pula, semoga para pria yang berbadan tegap dengan mengenakan baju coklat ini marah, bayangkan jika dinegara ini tidak ada mereka, siapa yang mengatur jalanan disaat macet, orang-orang jahat jambret, maling, pembunuh, mikir 1000 kali karena ada mereka. Mungkin orang yang lemah tidak takut. Seluruh orang dipaksa untuk berbuat baik, tapi sampai sekarang kenapa masih ada saja orang-orang harus merasa diasingkan.
Siap Ndan ...Hipernya lagi dengan enaknya menyakiti sesama mahluk yang paling sempurna kataNya, peluru dibuat untuk apa? Mengabdi kepada nusa dan bangsa. Maaf...jikalau pelindung dan pengayom sekaligus pelayan masyarakat.